Angka kecelakaan kerja di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan trend peningkatan, 5 – 10 persen per tahun. Dari data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus.
Sementara kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus dari total jumlah kecelakaan kerja. Dan yang paling memprihatinkan, dari 100 ribu pekerja, 30 persen insiden kecelakaan terjadi pada sektor konstruksi.
Karena itu, Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) berharap, implementasi sistem manajemen keselamatan kerja dapat dilaksanakan oleh semua perusahaan, khususnya yang terkait dengan sektor konstruksi. Namun sayangnya, dari sekitar 221 ribu perusahaan yang tergolong high risk, malah belum banyak menerapkan sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dengan baik.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Herman Prakoso Hidayat saat memberikan sambutan di acara Pembukaan PT Ciputra Residence Health, Safety & Environment Awards 2017 di Ciputra Artpreneur, Ciputra World 1 Jakarta, Rabu (08/11/2017).
Menurut Herman, untuk menekan angka kecelakaan kerja seminim mungkin, semua perusahaan harus penerapan sistem manajemen K3 sesuai SOP (Standard Operating Procedure). Untuk itu, Kemenaker sangat mengapresiasi keseriusan PT Ciputra Residence dalam mengimplementasikan sistem manajemen Health, Safety & Environment (HSE) dan menggalakan program ini sebagai budaya kerja di semua proyek yang dibangunnya.
“Kami menilai Program HSE PT Ciputra Residence berhasil mendukung pemerintah dalam memperkecil potensi dan angka kecelakaan kerja di Indonesia. Seharusnya perusahaan-perusahaan sektor real estate juga mulai membudayakan K3 di masing-masing proyeknya. Penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja adalah masih rendahnya kesadaran akan pentingnya penerapan K3. Ada salah kapra di kalangan perusahaan yang selalu dianggap implementasi K3 sebagai beban biaya, padahal K3 itu adalah investasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,” kata Herman.
Di samping menerapkan sistem manajemen HSE yang ketat, sejak tahun 2015 PT Ciputra Residence rutin menggelar PT Ciputra Residence Health, Safety & Environment Awards. Pemberikan penghargaan ini bertujuan memotivasi dan mengapresiasi para kontraktor, subkontraktor, dan karyawan PT Ciputra Residence yang mengimplementasikan budaya K3 dengan baik.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Ciputra Residence, Budiarsa Sastrawinata mengatakan, HSE Award ini merupakan wujud apresiasi PT Ciputra Residence atas dedikasi seluruh mitra kontraktor yang telah berkomitmen menerapkan budaya Health, Safety & Environment, guna mencapai zero accident dan zero loss time injury dalam setiap pembangunan proyek PT Ciputra Residence.
Menurut Budiarsa, pihaknya merasa bangga menjadi sebagai pengembang pertama di Indonesia yang menyelenggarakan PT Ciputra Residence HSE Awards (sejak 2015). PT Residence sangat mendukung program Visi Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3LH) Nasional.
“PT Ciputra Residence menerapkan HSE Management secara ketat bukan semata-mata untuk memenuhi persyaratan regulasi dan komitmen dengan pihak ketiga, namun lebih kepada kepedulian perusahaan untuk memastikan proses pembangunan berjalan dengan baik,” tegas Budiarsa.
Bagi PT Ciputra Residence, lanjut Budiarsa, implementasi Heath Safety & Environment Management merupakan instrumen investasi perusahaan dalam memperlancar proses produksi, bukan sebagai cost yang membebani anggaran proyek. Oleh karena itu, setiap kontraktor yang akan menjadi mitra kerja PT Ciputra Residence diwajibkan memiliki komitmen yang sama dengan PT Ciputra Residence untuk menjalankan HSE sesuai dengan Standard Operating Procedure yang ditetapkan pemerintah.
“Saat ini, semua kontraktor dan subkontraktor yang mengerjakan proyek-proyek Ciputra Residence kami wajibkan memahami dan implementasi HSE dengan disiplin dan penuh tanggung jawab. Dengan begitu, kita bersama-sama mampu melindungi pekerja kita dari kecelakaan kerja yang merupakan aset perusahaan,” kata Budiarsa.
Budiarsa, penerapan manajemen HSE di lingkungan Ciputra Residence berdampak positif terhadap prosedur kerja perusahaan, sehingga terjamin kualitas hasil kerjanya. Tidak hanya itu, beberapa mitra kontraktor baru yang menjadi kandidat dalam proses penilaian semakin bertambah dan tidak sedikit pula yang berhasil menjadi yang terbaik dalam ajang PT Ciputra Residence Health, Safety & Environment Awards tahun ini.
“Hal ini juga sebagai pemicu bagi para mitra kontraktor lainnya untuk saling berlomba menjadi yang terbaik dalam memahami dan menjalankan program ini dengan bersunggguh-sungguh dan bertanggung jawab.” tandas Budiarsa.
Associate Director Ciputra Group, Yusanto Harijatno menambahkan, dengan pemberian penghargaan ini, para mitra kontraktor, baik yang telah atau baru akan lebih komit untuk membentuk budaya kerja yang aman, nyaman dan efisien.
Dengan tema Improving Productivity and Value Through Strong HSE Culture, Jusanto mengajak peran mitra kontraktornya untuk lebih peduli dalam menjamin keselamatan karyawan, pekerja dan masyarakat sekitar untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencapai zero accident dan zero loss time injury.
“Kami mengucapkan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya untuk seluruh penerima penghargaan karena selain sudah mendukung terselenggaranya PT Ciputra Residence Health, Safety & Environment Award ini. Harapan kami ke depan, program ini menjadi dasar untuk mewujudkan Indonesia Berbudaya Keselamatan Kerja sehingga siap menghadapi persaingan dunia,” tegas Yusanto.